Cinta

 Semakin dewasa banyak curhatan dari teman-teman gue tentang cinta. Mulai dari curhatan si doi yang gak peka, merasa diri jadi jomblo ngenes, merasa lonely, dan lainnya yang gak bisa gue sebutin satu-satu karena takut gak muat. Gue pun punya banyak pertanyaan tentang cinta. Apa itu sebenarnya cinta? Bagaimana bisa terjadi cinta dalam kehidupan? Dan banyak lainnya.

 Sampai satu malam gue dan kakak gue membahas topik ini. Menurut kakak gue, bentuk cinta tertinggi adalah rasa kasihan karena dalam kehidupan ada saat dimana meskipun pasangan memiliki banyak kekurangan dan kesalahan kita tetap berbuat baik kepadanya. Dan menurut kakak gue kita bisa memberikan cinta ke siapapun, misal memberikan bantuan ke orang yang membutuhkan. Memberikan bantuan merupakan bentuk cinta yang didasarkan rasa kasihan.  Tapi gue mempunyai pemikiran lain tentang cinta, menurut gue cinta gak bisa gue berikan ke sembarang orang dan rasa cinta dengan rasa kasihan adalah hal yang berbeda. Menurut gue cinta merupakan rasa memiliki terhadap sesuatu sehingga menimbulkan perilaku untuk melindungi. Perilaku pasangan yang tetap saling membantu meskipun merasa kesal setengah modar kepada pasangannya disebabkan oleh rasa memiliki dan keterikatan dan itu bukan rasa kasihan.

“Tapi ada tuh yang bilang I love you eh selingkuh”. Kata kakak gue.

Menurut gue hal itu disebabkan dari banyak faktor tapi faktor utamanya ya… dia udah gak cinta. Orang yang mencintai seseorang mana mungkin menyakiti orang yang dicintai. Gambaran sederhananya gini, pernah gak sih kalian menghadiri suatu acara, misal proker tapi rasanya malas banget datang ke sana karena merasa ada acara lain yang lebih menyenangkan? Alhasil kayak badan ada di acara tersebut tetapi pikiran kemana-mana.

Lalu ada lagi pembicaraan tentang cinta yang gak perlu parameter untuk dirasain dan datangnya tiba-tiba.  Tapi rasanya gak masuk akal, mana mungkin bisa jatuh cinta dengan orang tiba-tiba? For the first sight?. Gue berpikir semua itu ada prosesnya. Yang menjadi permasalahan adalah ketika tiba-tiba jatuh cinta tanpa alasan itu adalah bentuk cinta atau nafsu?. Semakin gue berpikir rasanya memang cinta gak bisa dipikirkan melalui logika. Ada sesuatu yang menggerakan hati kita ketika jatuh cinta, semuanya atas kuasa Allah SWT. Tapi ada beberapa parameter apakah cinta itu baik atau nggak menurut gue:

1.       Membuat gue jadi lebih dekat kepada Allah

2.      Membuat keseharian menjadi produktif

3.      Merasa ingin menjadi lebih baik lagi

Terlepas dari standar gue, gue pernah merasakan suka sama seseorang tanpa alasan dan hal ini mengganggu banget buat gue. Kenapa? Karena membuat diri gue gak terkontrol. Misal, gue ngeliat si dia bersama cewek lain membuat gue jadi badmood dan gak produktif, padahal gue bukan siapa-siapa dia dan gue gak pernah ngerasain ini sebelumnya. Setiap hari gue jadi bertanya-tanya, kok bisa gue suka sama dia padahal dia gak masuk ke dalam tipe ideal gue dan gue merasa gak ada alasan lain gue suka kecuali karena orang itu dia. Dari sana gue berpikir untuk benar-benar menjaga jarak untuk kebaikan bersama.

Jadi kesimpulannya adalah cinta gak bisa dikontrol tetapi hati itu bisa dan harus dikontrol agar tidak menimbulkan permasalahan-permasalahan kecil yang bertumpuk dan berakhir membuat diri sendiri merugi. Mana masih muda, masa kehidupan jadi berantakan gara-gara cinta. Semangat terus precious people!

Komentar

Postingan Populer